#lomba cerpen
Explore tagged Tumblr posts
bantennews · 7 months ago
Text
'Fotografer dan Dosanya' Juarai Lomba Cerpen Perpusda Banten
SERANG – ‘Fotografer dan Dosanya’ menjadi cerpen terbaik pada lomba cerpen tingkat SMA/SMK/MA yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten. Cerpen pemenang pertama yang berhak mendapat hadiah Rp7,5juta ini merupakan karya Aisya Alya Nasyitha dari SMA Peradaban Kota Serang. Juara kedua adalah cerpen berjudul ‘Aku Adalah Warga Negara Bulan!” karya Nakeisha Khalisha…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargo-news · 8 months ago
Text
Lomba Penulisan Sastra Peksimitas UNG Diikuti Puluhan Peserta
Hargo.co.id, GORONTALO – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar lomba Penulisan Cerita Pendek (Cerpen), Puisi dan Lakon di Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNG, Rabu (15/5/2024). Lomba tersebut merupakan salah satu cabang lomba yang diadakan dalam Pekan Seni Mahasiswa Universitas (Peksimitas) UNG. La Ode Gusman Nasiru, salah seorang Juri pada lomba tersebut mengatakan,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
quaiett · 1 year ago
Text
SUKSES
aku berulang kali mendengar arti sebuah kesuksesan bukan hanya memiliki karir yang cemerlang dari berbagai bidang, memiliki perusahaan yang menghasilkan omset berjuta - juta bahkan menembus angka miliyaran, memiliki pekerjaan yang sesuai dengan keinginan, memiliki jabatan yang tinggi dengan gelar yang seperti ekor layangan.
aku sudah mengenal teori itu jauh jauh hari. dan aku berfikir aku sudah terdoktrin aku tidak akan muluk - muluk tentang sebuah kesuksesan.
tapi malam ini, aku mendapat tugas untuk menuliskan sebuah cerpen bertemakan sukses butuh proses. dari situ aku berfikir begitu keras.
apakah ada sebuah kesuksesan dalam diriku?
aku suka menulis dan beberapa kali mengikuti perlombaan menulis, tetapi belum ada satupun lomba yang kuraih kemenangan. aku seorang penghafal Al - Qur'an, tetapi hingga sekarang 30 juz belum juga kuraih. aku seorang pembelajar, tetapi hingga sekarang nilai yang diinginkan belum juga kugapai.
aku mendadak terlintas pikiran negatif 'betapa meruginya aku hidup selama 19 tahun ini? bahkan setitik prestasi belum juga ku dapatkan!'
bantu aku kawan...
6 notes · View notes
ramaama · 1 year ago
Text
Bobo dan Masa Kecil Kita
Tumblr media
Sebagai anak yang menghabiskan masa kecil dengan langganan bobo, tentu saja langsung ikutan PO begitu tau bobo ngeluarin edisi spesial 50th.
Dulu kami termasuk salah satu keluarga yang langganan bobo, masa kecil kami tentu saja diwarnai cerita-cerita bobo, paman kikuk husin dan asta, nirmala, bona, cerita pendek yg beneran pendek.
Walaupun judul majalahnya bobo, jujur yang paling kutunggu bukan cerita bobo melainkan cerita Bona, gajah kecil belalai yang suka nolong orang panjang dulu perasaan warnanya pink sekarang jadi ungu lilac wkwkw. Aku paling tidak suka baca cerpen yg cukup panjang, tapi biasanya dibacain ibu sebagai pengantar tidur. Kalo diinget lagi masa kecilku bahagia sekali karena Bobo.
Sayang banget waktu pindah rumah semua majalah bobo ikut dikiloin padahal bobo itu isinya masih relevan kalo dibaca sama anak jaman sekarang. Sekarang keponakanku yang unyu suka membaca, amai dan mama ndak kebagian Pas PO kemarin. (Nanti yaa uncu mau nostalgia baca duluan wkwkw)
Bobo saat itu bisa jadi penumbuh minat baca anak indonesia, wadah buat nampung kreatifitas lewat kolom puisi dan lomba menulis lainnya. Pokokny bobo pasti memiliki tempat spesial di hati anak yang sekarang usianya 26 sampe hampir 40.an kali ya..
2 notes · View notes
kartikawidya · 2 years ago
Text
MENJADI PENULIS
Aku teringat sekitar 8 tahun lalu tepat kelas 3 SMP awal mulai lancar mengoprasikan komputer. Kala itu aku mengikuti lomba menulis dan mendapatkan sertifikat rasanya luar biasa bahagia. Selang tidak lama aku juga menulia cerpen yang kemuadian aku print sendiri mengunakan printer bapak,aku sangat ingat kala itu judul cerpen yang aku tulis adalah "rumahku adalah surgaku". Judul tersebut bentuk ungkapan perasaan kala itu.
Semenjak SMP dan membaca beberapa novel memang aku memiliki keinginan untuk menulis. Lalu kemudian aku kurang telaten dalam menulis, seakan waktuku habis untuk yang lain. Padahal menulis adalah salah satu cara termudah mengungkapkan pikiran bahkan perasaan. Terutama bagi aku yang kurang memiliki ruang di dengarkan dan memiliki rasa kecenderungan takut memberi beban jika banyak bercerita kepada orang.
Setelah sering menulis di laman "tamblr" ini aku merasa beban pikiranku berkurang saat setiap kata perkata terangkai menjadi tulisan.Semenjak banyak menulis di sini juga keinginanku suatu saat untuk dapat berkarya melalui tulisan kembali tumbuh.Harapanya setiap emosi baik positif maupun negatif dalam diri akan tersalurkan secara baik melalui bait-bait tulisan entah puisi,novel, atau bahkan opini.Tentu dengan menulis emosi negatif yang ada dalam diri tidak akan memiliki dampak yang buruk terhadap orang lain. Bahkan memberi dampak baik kepada diri sendiri,selain mengembangkan minat juga melegakan perasaan.
Lagi-lagi entah kapan dan bagaimana jalannya suatu saat mudah-mudahan tercapai.
3 notes · View notes
poskotakita · 2 years ago
Text
10 tahun lalu...
2013. Saat itu aku masih kelas dua sekolah menengah pertama. Pas sekali di tahun itu aku mendapatkan pengalaman yang berkesan hingga sekarang. Aku mengikuti olimpiade sains nasional sampai tahap terakhir. Meskipun tidak pulang membawa medali. Its okay. I got new friends and I'm grateful for that chance. Selain itu aku akhirnya merasakan naik pesawat untuk pertama kali sampai sekarang belum pernah lagi. Hahaha. Duh, sayangnya pengalaman naik pesawat pertama kali itu tidak terabadikan dengan foto awan-awan. Kenapa? Karena aku malah tidur sepanjang perjalanan. Haha. Padahal sudah pas duduk di samping jendela. Pengalaman sebulan dengan teman-teman baru yang keren itu menjadi pengisi kotak bahagia di kepalaku. Setiap kali merasa feeling hopeless aku kembali menengok masa lalu itu sebagai pengingat, I've been there and I should trust in the process of life.
Di tahun yang sama juga aku mengikuti karya wisata ke Bali. Wah! Ke Pulau Dewata yang menjadi tujuan wisata banyak umat. Pengalaman pertama juga naik kapal menyebrang pulau. Dan sampai pertengahan tahun lalu aku menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Hanya sampai pelabuhan saja. Hehe wisatanya belum.
Masa-masa itu (SMP) langkahku masih terasa ringan dengan teman-teman yang aku syukuri kehadirannya di hidupku. Aku juga berani mencoba hal baru, misalnya ikut lomba menulis puisi/cerpen, ikut ekstrakulikuler marching band, karate, tari tradisional hingga menjadi anggota Pramuka inti. Rasanya nggak ada keraguan untuk mencoba. Beda dengan sekarang yang hmm...sering maju mundur. Aku merindukan letupan semangatku yang dulu.
Aku sepuluh tahun yang lalu dan sekarang jelas berbeda. Aku dulu sangat pendiam. Tetapi sekarang sudah banyak bicara. I talk too much sometimes. But, still I can't tell you my private story easily. Aku dulu punya kepercayaan diri yang cukup berani untuk tampil di depan banyak orang. Sekarang berani juga tapi lepas kacamata. 😅. Salah satu hal yang masih sama adalah aku mudah mengenali orang dan namanya. Dari jaman sekolah aku bisa mengenali teman satu angkatan dan namanya. Meskipun tidak pernah kenalan sebelumnya. Ajaib, 'kan.
Dan ya jaman SMP itu aku tidak punya akun media sosial. Saat itu yang lagi rame facebook. Kayaknya hampir semua anak punya akun facebook. Tapi aku tidak punya. Twitter, Instagram, Youtube duh apalah itu aku belum kenal. Biar begitu aku melihat dari temanku yang punya akun. Mengamati cara penggunaannya. Jadi, kalau aku punya akunnya sewaktu-waktu sudah tahu cara pakainya.
Kalau diingat lagi sepuluh tahun yang lalu banyak tawa dan canda. Paling yang membuat menggerutu adalah PR Matematika. Dan yang membuat tertegun adalah seseorang yang dikagumi lewat di depan mata. Ada satu orang yang aku kagumi dulu dari kelas satu hingga dia lulus. Itu juga kenangan yang masuk kotak bahagia milikku.
Ah...sudah lama juga meninggalkan masa remaja itu. Tapi rasanya hmm aku masih seperti anak remaja. Sebuah penyangkalan 'kah ini?
@30haribercerita
3 notes · View notes
batuter · 3 days ago
Text
Buku “Hunian Ternyaman” dalam Selayang Pandang
Tumblr media
Selayang Pandang Buku “Hunian Ternyaman”  Judul Buku ini adalah "Hunian Ternyaman". Merupakan Kumpulan Cerpen terbaik 2016. Dalam buku ini cerpen saya terpilih dalam nominasi cerpen terbaik. Alur kisah yang saya tulis dalam cerpen ini mengambil latar Kecamatan Berang Ene. yang berpusat di Desa Kalimantong, Mujahidin (Fajar), Hijrah, Mataiyang, dan Mura. Sebuah telisik muara pemandangan yang masih sangat natural. Saya ingin memberikan warna imajinasi gambaran pedesaan yang sangat alami, pure dan indah. Dan semua itu tergambar di desa tersebut.  Sebenarnya saya ingin menggambarkan bagaimana indahnya Kota Taliwang dan Pusat Elite yang ada di Sumbawa Barat seperti Kemutar Telu Center (KTC), Graha Fitrah, Masjid Agung Darussalam, Hotel Grand Royal serta Taman Kota Tiang Enam dan sebaginya. Namun karena saya ingin memberi warna hijau mata pembaca, maka saya mengambil latar pedesaan yang masih sangat natural dan murni pemandangan persawahan. Tokoh yang saya ambil dalam penulisan cerpen ini adalah sosok Guru. Pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengajar di tempat terpencil tanpa kenal letih dan lelah. Guru tersebut masih ada sampai sekarang dan beliau masih sehat. Saya masih ingat dulu antara tahun 90-an beliau dengan motor bututnya semangat untuk mengajar. Beliau tinggal di Desa Manemeng dulunya Desa Mura. Saya rasa pembaca pasti banyak yang mengenal sosok beliau. Apalagi “Tua Brang Ene.”   Saya memberi judul naskah cerpen itu dengan "Sebait Do'a Untuk Sang Guru" yang maknanya, seorang murid jangan sampai lupa dengan sosok guru yang telah mengajarkan dia Ilmu. Walaupun guru tersebut sudah telah tiada. Namun jiwa dan ilmunya tetap selalu di kenang. Dan seorang murid harus mendoakan Guru yang telah berjasa dalam membimbingnya. Dari dulu sebelum saya mempunyai ide menulis, saya berpikir bagaimana menuliskan kisah dan perjuangan beliau dalam sebuah cerita. Dan Akhirnya ketika saya mulai menulis naskah cerpen dan saya kirim ke Lomba Aksara Program Bahasa dan Budaya Indonesia, Deakin University, Melbourne, Australia, Pusat Kajian Humaniora, FBSS, Universitas Negeri Padang. Dan Alhamdulillah.. diterima dan dibukukan dalam  Kumpulan Cerpen Terbaik 2016 dengan judul di atas. dan itu adalah tulisan perdana saya. Sabagai penulis pemula saya sangat senang dan bersyukur katika naskah cerpen saya diterima. Semoga ini menjadi awal dari beberapa naskah Buku, Novel dan Cerpen yang akan terbit InsyaAllah. Melalui selayang pandang ini saya ingin mengucapakan terimakasih dan mohon maaf kalau kisah dalam cerpen itu masih manyak kekurangannya. Khususnya terimakasih kepada semua Guru-guru yang telah berjasa mengajarkan saya dan teman-teman saya.Wassalamualaikum.. Mohon dukungan dan do’a. Semoga naskah yang lain segera terbit. Penasaran dengan kisahnya yang berminat silakan Klik disini Ikuti kami untuk konten inspiratif setiap hari: Facebook: @batutercom Instagram: @batutercom Twitter (x): @batutercom Telegram: @batutercom Tiktok: @batutercom Youtube : @batuter
0 notes
hukum-hukum · 17 days ago
Text
TENTANG PENERJEMAH
- D.A. Pakih Sati, Lc., dilahirkan di Sumatera Barat, Juli 1985.
- Anak ke-3 dari pasangan H. Jasmin Harif Sutan Paduko dan Hj. Wariati ini adalah alumni Fakultas Syariah LIPIA Jakarta.
- Minatnya ke dunia tulis-menulis sudah tumbuh semenjak sekolah dasar.
- Ia pernah memenangkan lomba menulis cerpen tingkat kecamatan.
- Sekarang, ia berada di Yogyakarta melanjutkan kuliah magister di salah satu universitas umum paling favorit di Indonesia.
- Selain belajar, ia mengisi harinya dengan kegiatan menulis artikel di berbagai media massa, menulis buku, dan menjadi penerjemah.
- Tulisannya pernah dimuat di Republika dan majalah Hidayatullah, serta telah menerjemahkan puluhan buku.
- Sekarang, ia masih aktif menulis, menjadi penerjemah, editor, kolumnis, mengajar, menjadi pembicara dalam acara-acara diskusi dan bedah buku.
- Di antara buku-bukunya yang telah terbit Jin Undercover (Gazza media, 2009); Zodiak, Boleh Ga Sih? (Gazzamedia, 2009); Panduan Islam Agar Memperoleh Buah Hati (Gazzamedia, 2010); Dosa-Dosa Istri yang Harus Dihindari (Cinta, 2010); Dahsyatnya Doa Istri (Cinta, 2011); 100% Komplet Tata Cara Shalat Jenazah (Bening, 2011).
491
1 note · View note
kabardaily · 4 months ago
Photo
Tumblr media
SMAN 1 Indrapuri Gelar Lomba Cerpen untuk Siswa
0 notes
rensiantar · 7 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Halo Sobat Polri !!! Menjelang Hari Bhayangkara ke-78, Divisi Humas Polri mengadakan beberapa perlombaan seru nih Sobat Polri! Kompetisi Lahirkan Prestasi Khusus untuk pelajar dimanapun berada, Ayo daftarkan karyamu pada Lomba Cerpen dengan Tema Polisi Yang Baik Hati.
Segera daftarkan diri kalian di website: tribratanews.polri.go.id dan jadilah pemenang!!
Memperebutkan Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah !! #HUTBhayangkara78
0 notes
alanadesu · 7 months ago
Text
Aku tipikal suka praktik daripada teori (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)
Jadi, alangkah baiknya kita langsung aja belajar menulis fiksi sambil menyelesaikan satu naskah, bagaimana?
"Sambil menyelam minum air."
Untuk itu kamu perlu baca Syarat & Ketentuan Berlaku lebih baik lagi, dan pilih salah satu paket belajar menulis fiksi di bawah ini sesuai dengan tujuan dan budget kamu.
1. Penawaran Belajar Menulis Amatir Awal
✨Harga Rp25.000
✨ Membimbing menulis cerpen maksimal 6000 kata.
✨Pembelajaran 2 minggu lewat e-mail/WhatsApp.
Klien bisa menentukan waktu dan hari untuk berkonsultasi secara real-time.
Catatan:
1. Karya tidak untuk komersial/lomba saat pembelajaran, murni untuk belajar. Untuk komersial, lomba, atau publikasi gratis/berbayar boleh dilakukan setelah pembelajaran.
2. Tidak boleh mengambil karya yang sama untuk mengambil jasa (A-1) ini untuk kedua kalinya (secara kontinu). Jasa (A-1) ini memang tidak bertujuan menyelesaikan satu karya utuh, sekedar mempelajari cara menulis dari awal. Apabila klien hendak demikian, disarankan memilih Penawaran Belajar Menulis Amatir Lanjutan.
(2a) Pengenalan 4 dasar pembuat cerita (intrinsik): genre, setting, POV, dan karakter + referensi (ekstrinsik) sesuai dengan tema cerita yang diangkat.
(2b) Membantu menulis dari awal cerita.
✨Klien diminta menulis terlebih dahulu apa adanya (sesuai dengan kemampuan), lalu akan dibimbing bertahap sampai bisa mengembangkan ide cerita menjadi tulisan yang lebih nyaman dibaca.
✨Sudah termasuk proofreading + premis [tokoh utama + problem (masalah utama) + goal (tujuan)].
***
2. Penawaran Belajar Menulis Amatir Lanjutan
✨Harga Rp180.000
✨Membimbing klien menulis satu karya mini-novel dengan ketentuan naskah kurang-lebih 30ribu kata (100 halaman A4). Target tulisan boleh lebih maksimal 10 halaman. Lewat dari itu akan dikenakan biaya tambahan.
✨ Klien tidak harus punya naskah mentah, setidaknya punya ide cerita yang nantinya akan didiskusikan bersama.
✨Waktu bimbingan maksimal 2 bulan. Diskusi bisa lewat email/WhatsApp.
✨Tidak ada tambahan hari jika klien tidak bisa menyelesaikan naskah dalam 2 bulan, tapi Mentor akan mengusahakan klien MAMPU menyelesaikan dalam waktu tsb.
✨Penegasan genre, setting, POV, dan karakter + referensi sebagai dasar pembuatan cerita.
✨Membantu membuat premis, plot cerita, saran penokohan, saran judul, blurb (jika dipublikasikan daring), serta sinopsis*. (*tergantung tujuan kepenulisan).
✨Selama dalam bimbingan karya tidak boleh diunggah di platform meski gratis (publikasi umum). Karya boleh diunggah secara daring atau ditawarkan ke penerbit setelah bimbingan selesai.
✨Sudah termasuk jasa proofreading.
***
3. Penawaran Belajar Menulis Amatiran Lanjutan 2
✨Harga Rp360.000
✨Untuk klien yang memiliki ide cerita satu novel utuh (tulisan diperkirakan kurleb 50k kata atau setara dengan 150-200 halaman A4). Lewat dari itu akan dikenakan biaya tambahan.
✨Boleh punya naskah mentah ataupun tidak (mulai belajar menulis dari nol.)
✨Waktu bimbingan maksimal 3-4 bulan.
✨Dibantu sampai naskah tersebut selesai (sesuai dengan lamanya belajar, hampir deadline akan DIINGATKAN.)
✨Sudah termasuk jasa proofreading.
Perlu Diperhatikan:
👉Klien tidak perlu menyiapkan naskah lengkap, punya ide saja sudah bisa diterima dan akan dibantu sampai selesai sesuai target paket dan penulisan.
👉Mohon dibaca lebih seksama halaman Syarat & Ketentuan Berlaku.
👉Jika kurang paham, silakan bertanya di kolom komentar.
👉Penawaran terbagi tiga sesuai dengan keperluan.
👉Boleh bayar setengah harga sebelum pembelajaran. Hari pertama bimbingan dimulai setelah penentuan waktu dengan Mentor. Sekali lagi, tolong beri tahu Mentor jika klien tidak bisa melanjutkan bimbingan karena suatu kendala. Waktu belajar bisa diundur dan akan tetap sesuai kesepakatan. Apabila tidak bisa melanjutkan dalam kurun waktu 2 minggu dan tidak ada kabar lanjutan, maka bimbingan akan dihentikan sepihak, tidak ada pengembalian biaya.
Diingatkan Kembali:
🍃Tidak terima naskah LBGT, dewasa +21, horor, gore, fake chat/AU* (*ada pengecualian).
🍃Ide naskah harus orisinal. Tolong beri tahu Mentor jika klien terinspirasi dari satu-dua karya orang lain, agar tidak menjimplak ide karya yang sudah ada.
🍃Naskah tidak boleh dimonetisasi online di sebuah platform (walaupun bersifat individu) selama proses belajar. Apabila naskah selesai diproses, klien baru boleh menjualnya secara online ataupun dicetak.
🍃Mohon kabari Mentor jika klien tengah tidak bisa melanjutkan proses belajar karena suatu hal. Baca Syarat & Ketentuan Berlaku nomor 9.
Skema Bimbingan Belajar Menulis Fiksi:
🌷Chat Mentor Alana (Email/Twitter/Instagram). Tanyakan hal-hal yang belum dipahami. Tentukan penawaran bimbingan yang dikehendaki.
🌷Jika telah sepakat, klien membayar biaya belajar setengah harga. Berikan bukti screenshot-nya lewat email/twitter/instagram (lebih aman lewat email).
🌷Klien bisa menentukan belajar lewat email atau WhatsApp, jadwal hari dan waktu senggang untuk konsultasi menulis secara real-time.
🌷Mentor akan mengarahkan proses penulisan, mulai dari plot, penokohan, setting, dan POV yang sesuai dengan kemampuan klien.
🌷Klien menulis sesuai dengan arahan dan kemampuannya per bab. Jika satu bab selesai, kirimkan ke Mentor untuk mendapat arahan lain. Jika bab tersebut tidak ada masalah, klien bisa lanjut menulis ke bab selanjutnya, dst.
🌷Mentor akan berusaha membimbing klien agar dapat menyelesaikan naskah sebelum tenggat waktu yang berlaku.
🌷Insyaallah naskah aman, tidak akan berpindah tangan ke orang lain.
0 notes
yyuriea · 10 months ago
Text
☁︎。⋆。bᵢₜ ₒf ₘₑ
Tumblr media
₀₁. ᵢdₑₙₜᵢₜy
⋆ full name; Garneta Ayuri Wicaksono
⋆ nickname; Yuri
⋆ place, date of birth; Jakarta, 7 Februari 2009
⋆ hobbies; Menulis, menggambar, dan menonton dokumenter true crimes.
⋆ motto; Jam manusia - selalu terburu-buru, jam Tuhan - selalu tepat waktu.
₀₂. ₚᵣₒgᵣₑₛₛ
Selama menempuh pendidikan di SMP Al Muslim, saya telah mengikuti ekstrakurikuler KIR dan Jurnalistik. Pada saat career day saya memilih kelas melukis. Disini, saya menjadi pengurus OSIS selama 2 periode, kemah pramuka, dll.
Selain mendapat kebutuhan akademik, saya juga mengasah kemampuan non akademik saya dengan cara mengikuti kegiatan di luar atau memilih ekstrakurikuler pilihan.
₀₃. ᵢₙₜₑᵣₑₛₜ ₐₙd ₜₐₗₑₙₜ
⋆ Menulis
⋆ Menggambar
⋆ Bermain gitar
₀₄. ₐcₕᵢₑᵥₑₘₑₙₜ
⋆ Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Pengalaman Pramuka 2021
⋆ Silver medal ISIF 2022
⋆ Bronze medal AISEEF 2023
⋆ Best student 2023
⋆ Finalis P5 Taruna Brawijaya 2023
⋆ Semifinalis Lomba Jurnalistik SMAMDA Cup 2023
⋆ Semifinalis Olimpiade IPU Libels 2023
₀₅. cₒₙₜᵣᵢbᵤₜᵢₒₙ
⋆ Peserta Festival Literasi Sidoarjo 2021/2023
⋆ Pengurus OSIS 2 periode
⋆ Peserta ISO IPU SMAN 16
⋆ Panitia AME
₀₆. ₑᵥₐₗᵤₐₜₑ
Seringkali mengikuti kegiatan di luar membuat saya ketinggalan banyak materi maupun tugas yang ada di sekolah. Hal ini membuat saya sedikit kesulitan membagi waktu. Oleh karena itu, perancangan jadwal kegiatan yang efisien akan sangat membantu.
+ ₜᵢₘₑₗᵢₙₑ
Kelas 10
⋆ Mengikuti program student exchange (aamiin)
Kelas 11;
⋆ Perbanyak pengalaman dan sertifikat
⋆ Mulai merancang target jurusan dan masa depan
Kelas 12;
⋆ Tetap hidup
0 notes
naufal-portofolio · 1 year ago
Text
Afriesta Fiarni Arifin: Malu untuk Mengakui Kesalahan
DESEMBER 2010
Star X
Afriesta Fiarni Arifin,
Penulis Gilalova #2: Cinta Nggak Ke Mana-mana
Sob-X, nggak ada orang yang mau disalahkan di dunia ini. Apalagi kalau memang nggak salah. Ish, enak saja nyalah-nyalahin kita. Padahal, kita nggak berbuat apa-apa dan nggak melakukan kesalahan juga. Perbuatan lembpar batu sembunyi tangan memang kudu dibasmi biar nggak ada lagi orang yang dirugikan. Setuju kan? Setuju dong!
Sama kayak Afriesta Fiarni Arifin. Cewek yang multitalenta ini setuju banget kalau perilaku lempar batu sembunyi tangan kudu dibasmi dan sebisa mungkin jangan dilakukan oleh kita semua. “Rese banget tau kalau ada orang yang kayak gitu. Nggak ngaku sama keselahannya sendiri. Walaupun udah ketauan salah, eh tuh orang malah nggak ngaku salah. Padahal, udah ditanya-tanyain. Tetep aja kayak gitu. Nyebelin!” risau remaja yang berprestasi di bidang model dan akting ini.
Selain itu, dara kelahiran 18 April 1996 ini juga mengungkapkan, waktu SMP, pernah mengalami hal seperti ini. Saat itu, ada temannya yang sudah ketahuan melakukan kesalahan, tapi orang itu malah menyalahkan orang lain. “Padahal, aku dan temen-temen udah nanya baik-baik sama dia. Tapi, dia tetep nggak ngaku,” tutur siswa SMAN 2 Kota Serang yang juga menulis untuk buku kumpulan cerpen Gilalova #2: Cinta Nggak Ke Mana-mana.
Menurut dara yang biasa dipanggil Riesta ini, orang yang lempar batu sembunyi tangan itu mungkin merasa malu dengan orang lain. Jadi, nggak mengakui perbuatan atau kesalahannya. “Dia mungkin malu kedoknya takut kebuka dan nggak mau disalahin,” kata Riesta yang kerap memenangi lomba model ini.
Riesta menambahkan, seharusnya orang yang melakukan kesalahan itu nggak usah malu dan akui saja perbuatannya. “Ngaku aja, nggak apa-apa kok. Nanti kan bisa dijelasin gimana cara penyelesaiannya. Daripada jadi nyalahin orang lain,” imbuh cewek yang pernah membintangi sinetron Ratapan Melani di MNC TV.
Well, memang nggak enak kalau lempar batu sembunyi tangan itu. Selain menyalahkan orang lain yang nggak tau apa-apa dan nggak bersalah, perbuatan kayak gini juga bikin orang yang melakukan kesalahan jadi terlihat seperti pengecut. So, Sob-X nggak mau kan dibilang pengecut? Makanya, jauh-jauh deh dari lempar batu sembunyi tangan. (naufal-xpresi)
0 notes
produsenbajumuslim · 1 year ago
Text
Lomba Anak-anak yang Unik dan Menginspirasi
Lomba anak-anak tidak hanya sekadar ajang perlombaan, tetapi juga peluang untuk menggali potensi dan kreativitas mereka. Dalam upaya membuka wawasan dan memberikan ruang ekspresi bagi anak-anak, banyak lomba unik dan kreatif diadakan. Artikel ini akan membahas beberapa lomba anak-anak yang tidak hanya mendebarkan tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang tak terlupakan.
1. Lomba Membuat Robot Sederhana:
Mendorong minat anak-anak dalam bidang teknologi, lomba membuat robot sederhana menjadi pilihan yang menarik. Anak-anak dapat menggunakan materi bekas, suku cadang elektronik, dan kreativitas mereka untuk merakit robot mini. Lomba ini tidak hanya mengajarkan mereka tentang teknologi, tetapi juga melibatkan aspek desain dan pemecahan masalah.
2. Kompetisi Membuat Karya Seni dari Bahan Daur Ulang:
Mengajarkan anak-anak tentang keberlanjutan dan kreativitas, lomba membuat karya seni dari bahan daur ulang adalah cara yang fantastis. Mereka dapat menghasilkan lukisan, patung, atau kerajinan tangan lainnya menggunakan bahan-bahan yang umumnya dianggap sebagai sampah. Lomba ini mengajarkan pentingnya daur ulang dan memberikan pelajaran tentang kreativitas berbasis keberlanjutan.
3. Perlombaan Mendongeng Interaktif:
Mengasah kemampuan bercerita dan berbicara di depan umum, perlombaan mendongeng interaktif memberikan anak-anak platform untuk mengekspresikan imajinasi mereka. Mereka tidak hanya harus merancang cerita yang menarik tetapi juga melibatkan audiens, mengajarkan mereka keterampilan komunikasi yang penting sejak dini.
4. Lomba Menciptakan Model Kota Ramah Lingkungan:
Menumbuhkan kesadaran lingkungan, lomba menciptakan model kota ramah lingkungan memberikan tantangan kepada anak-anak untuk merancang dan membangun kota yang berkelanjutan. Mereka dapat mempertimbangkan penggunaan energi terbarukan, taman hijau, dan sistem daur ulang sebagai bagian dari desain mereka. Lomba ini tidak hanya memacu kreativitas, tetapi juga meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap isu-isu lingkungan.
5. Kompetisi Penulisan Cerpen Kolaboratif:
Tumblr media
Mendorong kolaborasi dan penulisan, kompetisi penulisan cerpen kolaboratif melibatkan kelompok anak-anak dalam mengembangkan cerita bersama-sama. Mereka dapat memutuskan plot, karakter, dan dialog bersama, mengajarkan mereka pentingnya bekerja dalam tim dan menghormati ide-ide orang lain.
6. Lomba Penyusunan Puzzle Kreatif:
Lomba penyusunan puzzle kreatif tidak hanya tentang mencocokkan potongan-potongan, tetapi juga menciptakan desain atau gambar unik. Anak-anak dapat merancang dan membuat puzzle mereka sendiri atau menyusun potongan-potongan puzzle untuk menciptakan gambar yang menarik. Lomba ini memadukan tantangan kognitif dengan elemen seni, mendorong kreativitas dan ketekunan.
7. Perlombaan Perancangan Pakaian Daur Ulang:
Bagi anak-anak yang tertarik pada dunia mode, perlombaan perancangan pakaian daur ulang adalah pilihan yang menarik. Mereka dapat menggunakan kain bekas, kertas, atau bahan daur ulang lainnya untuk menciptakan busana yang unik. Lomba ini tidak hanya mengeksplorasi kreativitas dalam desain tetapi juga mengajarkan nilai-nilai berkelanjutan.
8. Kompetisi Pembuatan Film Pendek:
Dalam era digital, lomba pembuatan film pendek memberikan anak-anak peluang untuk menjadi sutradara, penulis naskah, dan aktor dalam karya film mereka sendiri. Mereka dapat menyampaikan cerita mereka dengan menggunakan kamera ponsel atau kamera sederhana, menggali bakat mereka dalam dunia perfilman sekaligus memahami konsep storytelling.
9. Perlombaan Merancang Board Game:
Mengajarkan anak-anak tentang strategi, keterampilan pemecahan masalah, dan kreativitas, perlombaan merancang board game mengharuskan mereka merancang dan membuat permainan papan mereka sendiri. Dengan melibatkan unsur-unsur strategi dan cerita, anak-anak dapat memperoleh pengalaman unik dalam menciptakan hiburan sendiri.
10. Lomba Membuat Instrument Musik dari Bahan Daur Ulang:
Menggabungkan kreativitas dengan keberlanjutan, lomba membuat alat musik dari bahan daur ulang mengajarkan anak-anak untuk menciptakan suara yang unik dari bahan-bahan sehari-hari. Mereka dapat membuat drum dari kaleng bekas, gitar dari kotak kayu, atau instrumen musik lainnya dari barang-barang daur ulang.
Lomba anak-anak yang unik dan kreatif tidak hanya menciptakan kesempatan bagi mereka untuk bersaing tetapi juga memupuk rasa keingintahuan, kreativitas, dan kerja sama tim. Melalui partisipasi dalam lomba-lomba ini, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan yang berguna sepanjang hidup mereka, sambil mengeksplorasi minat mereka dan menemukan bakat terpendam. Lomba-lomba ini adalah wadah yang sangat baik untuk merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak, membantu mereka tumbuh dan berkembang secara holistik.
0 notes
smpnegeri1pamekasan · 1 year ago
Text
Tidak semua orang harus tahu segala hal tentangmu. Belajar lah sampai suksesmu terdengar tanpa kamu harus bicara.
Alhamdulillah Selamat kepada Ananda :
1. BINTANG ACHMAD FAUZANI - Juara 1 Lomba Menembang Bahasa Madura Tingkat Provinsi
2. ELVINA MAULIDA PUTRI - Juara 1 Menulis Cerpen Bahasa Madura Tingkat Provinsi
Yang diselenggarakan oleh diadakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.
#spansakeren #spansahebat #spansaselamanya #timkreatifspansa #dnajuara
Tumblr media Tumblr media
0 notes
mejakerani · 1 year ago
Text
Catatan Sebagai Narasumber Bedah Antologi Puisi ASKS XX Percakapan di Dasar Sungai
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ketika Bu Dewi Alfianti menghubungi saya via pesan langsung Instagram, yang saya harapkan adalah tanggapan beliau atas manuskrip puisi saya Kotak Memorabilia Seekor Hantu yang sudah saya otak-atik sedikit. Namun, kali itu beliau membawa pesan lain: "Wan, kamu bisa jadi narasumber untuk bedah antologi puisi ASKS?"
Ya, tentu saja bisa. Meski muncul pertanyaan juga, "Kenapa tidak yang lain saja, ya?"
"Ya, karena kamu penyair. Ada baiknya bedah bukunya juga dilakukan penyair."
Meski cukup lama menulis puisi, tapi puisi saya berapa tahun belakangan jarang tampil di media massa atau antologi bersama. Alih-alih merasa jago, saya merasa mengalami dekadensi dalam proses menulis kreatif. Kali ini diminta sebagai pembedah yang merupakan laku seorang kritikus. Ingin menolak, tapi juga sayang. Ya sudah, saya terima saja sambil membuka-buka lagi referensi yang bisa dijadikan 'pisau bedah'.
Ketika nama-nama narasumber akhirnya final, bukannya girang saya malah kena mental. Saya akan semeja dengan Putu Fajar Arcana (Redaktur Sastra Kompas) dan Arif Bagus Prasetyo (Kritikus Sastra Peraih Penghargaan Kemdikbud). Saya semakin merasa kecil dengan berbagai keterbatasan saya dalam memahami puisi. Kendati puisi memang menjadi 'hantu pengganggu' pikiran saya setahun belakangan ini.
Korespondensi dengan Daffa, 'esai-esaian' yang saya buat atas hasil pembacaan saya pada manuskripnya, dan beberapa buku bacaan yang dapat dijadikan acuan, fokus pembedahan saya berada di titik tema lokalitas dan urgensi menemukan kebaruan dalam puisi. Seperti apakah? Saya juga belum tahu. Tapi, saya menemukan beberapa puisi yang 'menyegarkan' pada antologi Percakapan di Dasar Sungai.
Selesai merampungkan pembacaan, saya langsung menyusun esai atas hasil pertanggungjawaban saya sebagai narasumber untuk dibacakan pada para peserta bedah buku dalam diskusi panel. Draf pertama esai rampung di teras Alfamart jam dua belas malam. Draf kedua rampung jam empat pagi. Setelahnya, saya lanjut menilai puluhan cerpen karena juga ditunjuk sebagai juri lomba menulis cerpen PBSI.
Besoknya, Sabtu, 28 Oktober 2023, bertempat di Ruang Katingan Hotel Aria Barito, ketika diskusi akan dimulai, saya bertemu langsung dengan sosok Pak Arif dan Pak Putu. Duh, betapa saya merasa begitu cilik.
Pak Arif menyampaikan materinya dengan begitu bernas. Beliau menyampaikan teori tentang ekokritik dan kecenderungan puisi hijau pada buku antologi puisi bertajuk Percakapan di Dasar Sungai tersebut. Saya kemudian angkat bicara mengenai beberapa kesegaran yang saya temui di dalam buku antologi yang dipenuhi puisi-puisi bertema lokalitas, seperti sebagian besar antologi puisi ASKS pada tahun-tahun sebelumnya. Jujur, banyak hal yang ingin saya selaraskan, antara yang saya tulis di esai dan apa yang saya ucapkan. Namun, entah kerasukan hantu banyu subalah mana, saya gugup. Gugup sekali. Padahal, kalau mengajar mulut saya wasweswos macam uap kereta api. 
Setelahnya, Pak Putu menampilkan salindia PPT yang memberi penjelasan mengenai tipe-tipe penyair di dalam antologi dan kemungkinan bahwa puisi akan selalu kalah dengan seni fotografi apabila hasil dari sebuah puisi hanya berupa penggambaran alam dan lingkungan.
Setelah semua menyampaikan maksud dan tujuan ‘mata pisau’ masing-masing, sesi-tanya jawab dibuka oleh Bu Nailiya. Pertanyaan-pernyataan saling dilontarkan peserta. Karena durasi penyampaian materi lumayan panjang dan sesi akhir diskusi meluber dari jadwal yang telah ditentukan, diskusi yang sudah lewat sejam dari jam berakhirnya harus diakhiri. Saya bisa bernapas sedikit lega. Semuanya sudah selesai setelah ini. Segala sesi kena mental saya dan rasa grogi. Mengenai kena mental, saya juga tak paham. Padahal Pak Arif dan Pak Putu begitu baiknya menyambut saya sebagai sesama narasumber, membersamai mereka.
Tak lama, saya melihat seorang wanita yang biasa hanya saya lihat di foto memasuki ruang diskusi: Bu Oka Rusmini! Beliau baru selesai menjadi narasumber diskusi di ruang sebelah. Saya langsung mengalami kilas balik ketika dulu saya membaca puisi “Patiwangi” pada Edisi Khusus Horison Puisi Internasional-Indonesia 2002 di perpustakaan SMA Negeri 2 Banjarmasin. Dari puisi itulah saya tergerak untuk menulis dan mencari tahu puisi-puisi beliau yang lain.  Persis, “Patiwangi” adalah salah satu puisi awal yang jadi bara menulis. Setelah “Patiwangi” saya membaca Pandora, Saiban, dan Tarian Bumi. 
Setelah sesi-tanya jawab berakhir, saya segera menghampiri Bu Oka, yang sebenarnya sedang menunggu suami beliau: tak lain dan tak bukan, Pak Arif sendiri. Saya minta izin dengan suara halus. Wajah beliau yang terlihat tegas langsung mengendur dengan senyum ramah. 
“Bu Oka, maaf, boleh minta foto?”
“Oh, boleh.” kata beliau dengan rendah hati.
Untung ada Siti Adijah, kawan yang ikut hadir karena tugas jurnalistik. Dia yang mengabadikan foto saya dengan Bu Oka.
Sebelum saya undur diri dan saya mengatakan bahwa saya belajar menulis puisi mencontoh dulu dari karya beliau. Beliau tersenyum mendengarnya. Selanjutnya saya undur diri untuk foto bersama para narasumber dan beberapa peserta lain. 
Sebenarnya dengan masing-masing narasumber, saya juga memiliki cerita latar yang berbeda-beda.
Sebelum diminta jadi narasumber, saya mencoba mempelajari lagi pengaruh puisi-puisi Chairil pada sastra modern Indonesia dari tengara.id, yang memuat salah satu esai Pak Arif. Saya juga pernah membuat manuskrip berjudul Memento dan membagi-bagikannya dalam format PDF di story Close Friends Instagram, tanpa pernah tahu Pak Arif memiliki buku puisi berjudul sama dan beliau bagikan dalam format sama di blog pribadi beliau. Tentu saja Memento-nya Pak Arif dan Memento saya memiliki perbedaan kualitas yang jauh berbeda, ya.
Lalu, saya pernah menjadi kru dadakan pada pentas monolog “Pidato” yang ditulis Pak Putu. Pentas tersebut merupakan penampilan pada lomba tangkai seni monolog PEKSIMINAS 2016 di Kendari, Sulteng. Saat itu Ahmad Hafiz, sang Aktor, sebelum (atau sesudah?) pentas melihat Pak Putu dan mengajak beliau ngobrol sambil minta izin mementaskan naskahnya. Saya kemudian, dari kru dadakan jadi juru foto amatir pula untuk mereka berdua. Di 2020, saya dan teman-teman dari KS3B pernah hampir mementaskan “Pidato”. Saya ditunjuk jadi sutradara dan Rizder jadi aktornya. Sudah sempat berlatih sampai melompat-lompati trap panggung, pandemi datang. Rencana pentas dan latihan bubar, jadi wacana belaka.  
Ya hidup memang sebaik ini pada saya, mempertemukan langsung saya dengan mereka yang secara tidak langsung memengaruhi pembacaan dan penulisan saya melalui karya-karyanya. Ketika semua sudah surut dan Siti Adijah menarik saya untuk melakukan sesi wawancara singkat terkait tugas jurnalistiknya, saya ditanya: “Apa rasanya jadi narasumber termuda di ASKS XX?”
Duapuluh delapan tahun bukan muda lagi, menurut hemat saya. Tapi, yang termuda, faktanya memang demikian rupanya. Pertanyaannya saya jawab, “Saya kena mental.”
Tapi, di samping kena mental dan diberi kesempatan bicara sastra dengan grogi, dengan segala ‘kehijauan’ diri ini, saya sungguh bersyukur diberi kesempatan yang (mungkin) tak semua penulis Kalsel dapatkan sampai bertahun-tahun ke depan.
Saat hari penutupan dan narasumber luar daerah bersiap kembali ke daerah masing-masing, saya berpapasan lagi dengan Pak Putu, Bu Oka, dan Pak Arif di pintu masuk hotel. Mereka bertiga sedang menunggu mobil yang akan membawa mereka ke bandara untuk pulang ke Bali. Kami bersalaman lagi. Ingin rasanya saya ajak foto, tapi sudahlah. Takut mengganggu. Pak Putu dan Bu Oka menyarankan untuk tidak berhenti menulis. Sementara Pak Putu menyarankan saya berhenti menulis kreatif dan fokus jadi kritikus: “Susah itu, Pak.” jawab saya sambil tergelak. Lalu, Bu Atin dan Riza Rahim menjelas-jelaskan sepak terjang saya sebagai si Ini dan si Itu sebagai upaya promosi atau bentuk solidaritas colongan sesama penyair. 
ASKS XX berakhir, dan semua telah pulang ke daerah asal masing-masing. Saya sendiri tidak langsung pulang ke rumah. Menuju ke acara pernikahan Dhika dan Poe yang sudah bubar, saya membawa seabrek buku titipan dan pinjaman, serta memakai sweater marun yang sudah saya pakai berhari-hari. Saya dan Dhika kemudian membicarakan berbagai kejadian dan kemungkinan di balkon yang menyaru sebagai taman rahasia di lantai dua rumah orang tuanya, yang sebentar lagi akan ia  ditinggalkan. Tak lupa, kami membicarakan nasib sebagai manusia bergolongan darah B, penyakit kulit, dan sensitivitas kulit masing-masing. 
Hari ini saya menulis catatan ini dalam fase pemulihan karena cacar api atau cacar ular. Apalah sebutannya. Saya enggan menyebut nama medisnya, karena nama depannya membuat saya bisa dikira pezina ulung. Padahal cacar ini murni karena imun saya turun. 
Menutup catatan yang semacam ingatan ini agar tak berpanjanglebar lagi, saya bagikan esai hasil pembedahan saya atas Percakapan di Dasar Sungai pada catatan berikutnya.
Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Carpe diem semuanya!
1 note · View note